HAKEKAT Kebenaran Karomah Awali Alloh

Kata-kata karomah sudah sangat akrab didengar oleh orang indonesia, bahkan kata tersebut sudah menjadi bahasa indonesia yang disadur dari bahasa aslinya, bahasa arab.

Jika kita kupas arti kata di atas,  muncul beberapa kajian yang penting kita fahami agar tidak melahirkan pola pikir yang keliru dalam diri seorang muslim. Di sini kita akan membatasi pembahasan kebenaran istilah karomah seputar makna karomah, orang yang mendapatkannya, bentuk karomah, dan beberapa pemahaman yang perlu diperhatikan.
            Berdasarkan pengertian bahasa ada kesamaan antara karomah dan mukjizat. Karomah di dalam kamus Lisanul 'Arab : 369, adalah kata yang disematkan kepada seseorang sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan, sedangkan mukjizat adalah kejadian yang tidak mungkin mampu dikerjakan oleh manusia biasa kecuali Nabi. Menurut istilah karomah adalah peristiwa luar biasa yang terjadi pada diri seorang wali Allah sebagai bentuk penghormatan atau penghargaan atau untuk menolong agama-Nya. Tentunya hal ini berbeda dengan sihir, Ibnu Qudamah berkata bahwa sihir adalah ucapan-ucapan, jampi-jampi atau perkataan yang dibacakan atau ditulis yang memerintahkan melakukan sesuatu yang akan memberi pengaruh buruk kepada tubuh objek sihir atau hatinya atau akalnya secara tidak langsung. Sehingga di antara sihir itu ada yang berakibat membunuh, menjadikan orang itu sakit, seorang istri menolak ajakan suami, memisahkan pasutri, timbul pertengkaran di rumah tangga atau menaruh cinta antara dua manusia. ( Al-Mughni : 10/104 ).
            Menurut pedapat yang lain, karomah adalah kejadian luar biasa yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba dalam rangka mengokohkan hamba tersebut dan agamanya. Sebagian ciri-cirinya adalah tidak memiliki pendahuluan tertentu berupa doa, bacaan, ataupun dzikir khusus sebelum peristiwa luar biasa itu terjadi pada seorang  hamba yang shalih, baik dia mengetahui terjadinya ( karomah tersebut ) ataupun tidak tanpa disertai pengakuan sebagai seorang nabi. ( Syarhu Ushulil I'tiqad 9/15 dan Syarhu Al Aqidah Al Wasithiyah 2/298 karya Asy Syaikh Ibnu Utsaimin ).          
            Tujuan Allah Ta'ala memberikan karomah kepada hamba-Nya yang beriman adalah; Pertama, menunjukkan kekuasaan Allah. Kedua, menolong agama-Nya dan penghargaan untuk wali-Nya. Ketiga,  menambah iman seorang mukmin ketika menghadapi masalah. Keempat, sebagai kabar gembira bagi wali Allah.

Kebenaran Adanya Karomah
            Eksistensi karomah tetap ada hingga hari kiamat. Yang demikian itu ada di dalam Al Qur'an dan atsar salaf. Allah Ta'ala berfirman: “Setiap kali Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrob, ia dapati makanan di sisinya, Zakaria berkata: “Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh makanan ini ?”. Maryam menjawab : ” Makanan itu dari sisi Allah, sesungguhnya Allah memberikan rizki kepada yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.” [ QS. Ali 'Imran: 37 ]
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa'di berkata: “Ayat ini merupakan dalil akan adanya karomah para wali yang diluar kebiasaan manusia, sebagaimana telah disebutkan didalam hadits-hadits mutawatir yang berkenaan tentang permasalahan ini. Tidak seperti orang-orang yang mengingkari adanya karomah ini. ” ( Taisirul Karimur Rahman : 129 ) Allah Ta'ala berfirman di dalam ayat lain  [ QS. Al Kahfi : 13 ] dan [ QS. Al Kahfi : 25 ].       
            Disebutkan di dalam shahihain bahwa Khubaib pernah menjadi tawanan di Makkah dan dia makan anggur setiap harinya, padahal di makkah tidak ada anggur. Di dalam shahih Muslim juga disebutkan sahabat 'Imron bin Hushain radhiallahu ‘anhu pernah mendapat ucapan salam dari malaikat .

Semua Wali Allah Mendapat Karomah
            Perlu diketahui bahwa karomah bukan hanya dalam bentuk pengalaman luar biasa yang dialami seorang mukmin. Karomah kadang-kadang terjadi dalam bentuk yang mungkin seseorang itu tidak merasakan bahwa itu karomah, tetapi Allah memperlihatkan karomah itu kepada orang lain. Tidaklah seorang mukmin mendapat karomah melainkan ia adalah sosok yang taat kepada Allah dan merekalah yang disebut wali . Yaitu orang-orang yang alim dan bertaqwa, orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mengikuti sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘alahi wassalam, dan menjalankan perintah serta meninggalkan larangan. Mereka selalu beribadah dengan ikhlas dan kufur kepada setan dan  sesembahan selain Allah atau aturan selain Allah ( Thaghut ).
Maka hakekatnya setiap mukmin pasti mendapat karomah dari Allah Ta'ala sebagai bentuk keridhoaan dan penghargaan kepada nya. Beberapa bentuk penghormatan Allah selain kejadian luar biasa kepada hamba-Nya juga disebut karomah. Karomah-karomah tersebut adalah:
1.  Allah Ta'ala mengharamkan darah seorang mukmin, harta, dan kehormatannya. Rasulullah pun menyamakan keharamannya seperti haramnya hari dan bulan di mana Rasulullah dan para sahabat melaksanakan ibadah haji wada' dan haramnya negeri Makkah. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya darah kalian atas kalian hukumnya harom seperti haramnya hari kalian ini, di bulan kalian ini, di negeri kalian ini hingga pada hari kalian bertemu Rabb kalian, ketahuilah apakah saya sudah menyampaikan ? para sahabat menjawab: “ ya “. [ HR. Bukhari dan Muslim ]
2.  Allah Ta'ala memuliakan seseorang mukmin dengan agamanya, sebagaimana  Allah Ta'ala berfirman : “Dan milik Allah-lah kemuliaan itu dan milik rasul-Nya serta milik orang-orang beriman.” [ QS. Al-Munafiqun : 8 ]
Rasulullah Shalallahu ‘alahi wassalam bersabda:
لاَ يَنْبَغِيْ لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يُذِلَّ نَفَسَهُ
“Tidak seyogyanya seorang mukmin menghinakan dirinya sendiri.” Para sahabat bertanya; bagaimana seseorang menghinakan dirinya sendiri ? rasulullah menjawab: “Dia mengharapkan datang ujian kepadanya yang dia tidak mampui.” [ HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah dan dinyatakan shahih oleh Nashiruddin Al-Albani ]
3. Di antara karomah yang Allah Ta'ala anugerahkan kepada orang beriman adalah doanya mustajab.
إِنَّ رَبَّكُمْ حَيٌّ كَرِيْمٌ ، يَسْتَحْيِيْ مِنْ عَبْدِهِ أَنْ يَرْفَعَ إِلَيْهِ يَدَيْهِ فَيَرُدَّهُمَا صِفْرًا
“ Sesungguhnya rabb kalian adalah maha hidup dan maha mulia, Dia malu kepada hamba-Nya yang menengadahkn kedua tangannya lalu kembali tanpa hasil.” [ HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani ]
            Disebutkan juga di dalam shahihain bahwa Rasulullah bersabda : “Bahwasannya di antara hamba-hamba Allah ada yang seandainya dia bersumpah atas nama Allah pasti Dia akan melakukan apa saja keinginannya.”
4. Allah menunjukkan karomah pada diri seorang mukmin dengan peristiwa luar biasa. Seperti sahabat yang mendapat salam dari malaikat, mujahid mati syahid tercium bau wangi di jasadnya, dan pertunjukan-pertunjukan yang datang secara tiba-tiba tanpa ada permulaan dalam bentuk apapun dengan tujuan sebagaimana  diatas. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Munculnya karomah haruslah diperoleh karena sebab iman dan taqwa. Apabila sebab munculnya karomah (dalam arti peristiwa luar biasa) berasal dari kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan itu merupakan perkara yang muncul dari musuh-musuh Allah bukan sebagai karomah wali-Nya. Siapapun yang mendapat karomah seperti di atas bukan dari shalat, membaca Al-Qur'an, berdzikir, qiyamul lail, berdo’a, akan tetapi didapat melalui perbuatan syirik, seperti, berdoa kepada mayit, berdoa kepada orang yang tidak ada, berbuat maksiat, makan makanan haram ( ular, darah, anjing dll ), seperti musik dan nyanyian, apalagi diiringi para biduan, dan peristiwa luar biasa itu melemah ketika dibacakan Al-Quran dan semakin kuat ketika mendengar nyanyian setan yang di dengungkan dimalam yang panjang. Apabila datang waktu shalat ia melakukannya dengan duduk, sujud, dan ruku’nya seperti seekor ayam jago yang sedang mematuk makanannya, dia marah ketika mendengarkan lantunan ayat - ayat Al Qur’an, tidak merasakan kenikmatan dan kelezatan ketika mendapatinya, dia lebih senang mendengarkan siulan dan tepuk tangan, yang demikian adalah gambaran keadaan manusia-manusia setan dan masuk dalam golongan “Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al Quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) Maka syaitan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az Zukhruf:36) [ Majmu' Fatawa, Ibnu Taimiyah: 11/302
5. Allah Ta'ala memakaikan pada dirinya kewibawaan dan rasa cinta kepadanya dari para hamba, sebagaiaman Rasulullah bersabda: “Apabila Allah Ta'ala mencintai seorang hamba, malaikat Jibril akan berseru: sesungguhnya Allah mencintai fulan, maka cintailah dia, lalu Jibril pun mencintainya. Lalu dia berseru kepada penduduk langit; sesungguhnya Allah Ta'ala mencintai fulan, maka cintailah ia, lalu penduduk langitpun mencintainya. Kemudian diletakkan padanya penerimaan di bumi (sebagai orang yang dicintai penduduknya).”
[ HR. Muttafaq 'Alaih ]
6.   Allah memberi karomah kepada hamba yang beriman berupa pembelaan dari kezholiman dan bahaya permusuhan, mendapat pertolongan, dan keteguhan. Allah Ta'ala berfirman: “Sesungguhnya Allah membela oarang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat.”  [ QS. Al-Hajj : 38 ]
            Dari kajian di atas kita menyimpulkan bahwa karomah itu tetap ada sebagai bentuk penghargaan dan hadiah Allah Ta'ala kepada wali-wali-Nya. Karomah bukan datang dari syaithon, tetapi dari Allah dengan sebab ketaatan kepada-Nya dan rasul-Nya. Karena wali Allah adalah “orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah).” [ QS. Al-Maidah: 55 ]
            Jika seorang tidak mendapatkan karomah dalam bentuk peristiwa luar biasa bukan berarti bahwa imannya lemah. Tidak munculnya karomah pada diri seseorang, bisa jadi karena imannya sudah kuat sehingga tidak butuh penguat dan jaminan dalam bentuk peristiwa luar biasa. Seperti di kalangan sahabat, sedikit sekali dari mereka yang kita lihat dalam sejarah mengalami peristiwa luar biasa. Dan karomah itu muncul untuk menjadi hujjah atas musuh-musuh, seperti sahabat Khalid bin Walid minum racun pada saat pasukan beliau mengepung sebuah benteng yang sulit mencapai kemenangan sampai beliau diminta untuk minum racun, dan juga Ummu Aiman yang kehausan ketika hijrah ke Madinah tiba-tiba dia merasakan ada sesuatu muncul dari atas. Iapun menoleh ke atas ternyata sebuah ember berisikan air yang siap diminum. Setelah dia minum ember tersebut naik kembali.
Dan perlu diwaspadai bahwa kadang-kadang  karomah itu menjadi salah satu bentuk ujian bagi seseorang. Adanya karomah bisa menjadikan sebagian orang bahagia dan sebagian lain menderita. Dengan karomah itu dia akan mendapat kebahagiaan jika banyak bersyukur, tetapi dengannya dia binasa karena menjadi ujub pada dirinya. Wallahu ‘Alam .
Ditulis Oleh: Ust. Wahyuddin, Lc.
(Mudir PPI Ulul Albab)
(Edis: 2)
Buletin ini diterbitkan oleh Pondok Pesantren Islam ULUL ALBAB Banjaragung, Jatiagung, Lampung Selatan
Penanggung Jawab : Ust. Wahyuddin, Pimpinan Redaksi : Ust. Salman Al Farisi, Kontributor : Ust. Agus Supriadi, Lc, Ust. Wahyuddin, Lc, Ust. Rijal Al Fikri, Ust. Agus Thonik, Distributor : Ust. Khothob, Ust. M. Iqbal. Email :islammedia01@gmail.com. Info Pemesanan : 0857 2509 1730 /0852 6763 9640 ( Redaksi )

0 Response to "HAKEKAT Kebenaran Karomah Awali Alloh "

Post a Comment